Isi dan fungsi AL-QUR'AN

Sabtu, 16 Oktober 2010



الحمد لله الذى انزل على عبده الكتاب تبصرة لاولى الاباب واودعه من فنون العلوم والحكم العجب العجاب. جعله أجل الكتاب قدرا وأغزرها علما وأعذبها نظما وأبلغها فى الخطاب قرانا غربيا غير ذي عوج ولا مخلوق ولا شبهة فيه ولا ارتياب. اشهد ان الله اله الا الله وحده لا شريك له رب الارباب الذى عنت لقيومته الوجوه وخشعت لعظمته الرقاب وأشهد ان سيدنا محمدا عبده ورسوله المبعوث لاكرم الشعوب واشرف الشعاب الى خيرامة بأفضل كتاب صلى الله عليه وسلم وعلى اله وصحبه الانجاب  صلاة وسلاما دائمين الى يوم المأب. اما بعد

Sesungguhnya ilmu itu bagaikan lautan yang luas nan dalam yang tiada pusatnya yang memuat air dan berbagai macam kekayaan yang tak pernah habis. Barang siapa yang ingin menghitung atau menghabiskan maka tiada bisa sampai.
Allah SWT telah berfirman : (Q.S. Al Isro’ 85)
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا  (الاسراء : 85)

Artinya : “Dan hendaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”

Kini kitab kita Al Qur’anul Karim yang merupakan pusat sumbernya dan tempat peredaran mataharinya, Allah menitipkan segala ilmu dan menjelaskan berbagai petunjuk didalamnya. Maka bisa kita lihat bahwa semua fan ilmu itu diambil darinya dan bergantung kepadanya.
Orang-orang ahli fiqih darinya mangambil macam-macam hukum, sehingga bisa mengeluarkan hukum halal haram.
Orang-orang ahli nahwu darinya mendirikan qoidah-qoidah I’rob dan kepadanya membuat rujukan akan kebenaran atau kesalahan dari suatu ucapan. Orang-orang ahli ma’any mengambil petunjuk dari urut dan kerapian susunan. Orang-orang ahli balaghoh memandang pada cetakan kalam. Begitu seterusnya orang-orang bacaan, Shorof, Tafsir, Tauhida, dll.
Di dalamnya terkandung berbagai cerita yang tidak mampu diingat oleh orang yang berwawasan. Dan terdapat contoh-contoh yang tidak akan reda dibeberkan oleh para pakar.
Rosululloh saw bersabda :

كتاب الله فيه نبأ ما قبلكم وخبر ما بعدكم وحكم ما بينكم هو الفصل ليس بالهزل ومن ابتغى الهدى فى غيره اضله الله تعالى وهو حبل الله المتين وهو الذكر الحكيم وهو الصراط المستقيم وهو الذي لا تزيغ به الاهواء وتلتبس به إلا لسنة ولا تشبع منه العلماء (الحديث(
Al Qur’an merupakan sumber dari berbagai ilmu, berupa kaca mata rahasia dan titipan hal yang paling asing nan aneh. Seperti ilmu kedokteran, iblu debat, ilmu alam, ilmu ukur, ilmu jabar dan perbandingan (matematika) ilmu perbintangan, dsb.
Adapun ilmu kedokteran, maka ukurannya adalah menjaga kesehatan yang stabil dan kekuatan yang normal. Hal yang demikian ini tak lepas dari suhu badan yang sedang dan temperature badan yang stabil. Hal ini diungkapkan di ayat :
وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (الفرقان : 67)
Artinya : “Dan pembelanjaannya sedang, antara isrof dan kikir”

Kita mengetahui bahwa stabilitas kesehatan selalu campurannya suhu panas dan dingin. Bisa menimbulkan gangguan kesehatan setelah sakit. 
Allah berfirman :
شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ (النحل : 69)
Artinya : “Keluar dari perut lebah minuman yang bercampur waranya, didalmnya terdapat obat bagi manusia.
Kemudian ditambah dengan kesehatan rohani.
وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ (يونس : 57)
Artinya : “Dan telah atang kepada kalian obat untuk penyakit hati”
Walaupun ilmu debat, maka sudah banyak dikandung dalam berbagai ayat, seperti perdebatan Nabi Ibrohim.
Sedang keterangan ilmu alam termuat dalam berbagai ayat juga seperti ayat-ayat yang menerangkan kejadian dan pengaturan langit dan bumi.
Ilmu ukur diterangkan dalam ayat :
انْطَلِقُوا إِلَى ظِلٍّ ذِي ثَلاثِ شُعَبٍ لا ظليل ولا يغني من اللهب (المرسلات : 30-31)
Artinya : “Pergilah ke tempat teduh yang punya tiga cabang yang tidak punya bayang-bayang
    dan tidak bisa menolak sengatan api”
Disini terdapat qoidah bahwa : benda yang berbentuk segi tiga tidak punya bayang-bayang.
Adapun ilmu jabar/perbandingan, maka menurut Qoul bahwa awal-awal dulu surat itu menerangkan lamya tahun, hari dan tarech umat-umat dulu. Dan sejarah umat ini, sejarah dunia ini dan sejarah-sejarah yang telah lewat maupun yang belum terjadi dengan mengalikan sebagian kepada sebagian yang lain.
Ilmu pebintangan termuat dalam ayat :
أو أثارة من علم (الاحقاف : 4)
Artinya : “Dan datangkan kepadaku peninggalan dari pengetahuan orang-orang dahulu”.
Menurut penafsiran Ibnu Abas ra.
Dasar-dasar dari pekerjaan pun dipaparkan dalam Al Qur’an antara lain :
وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ (طه : 121)
Artinya : “Adam dan Hawa menutup kedua auratnya dari daun pohon surga”
Pandai besi diterangkan dalam ayat :
ءَاتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ (الكهف : 96)
Artinya : “Berilah aku potong-potongan besi”
وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (سبأ : 10)
Arinya : “Dan Aku (Allah) lelehkan besi untuknya (Dawud)”
Bangunan dibeberkan dalam berbagai ayat.
-          Pertukangan disebutkan dalam ayat :
أَنِ اصْنَعِ الْفُلْكَ (مؤمنون : 27)
Artinya : “Bikinlah perahu”
-          Burdel alam ayat :
نَقَضَتْ غَزْلَهَا (النحل : 92)
Artinya : “Janganlah seperti perempuan yang melepas benang bordilannya”.
-          Tenun dalam ayat :
كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا (العنكبوت : 41)
Artinya : “Bagaikan laba-laba yang membuat rumah”
-          Pertanian dalam ayat :
كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ (ص : 37)
Artinya : “Semua ahli bangunan dan ahli silam”
وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً (النحل : 14)
Artinya : “Kamu keluarkan darinya perhiasan yang kami pakai”
-          Batik/mewarna pakaian dalam ayat :
صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً (البقرة : 44)
Artinya : “Shibghoh Allah, dan siapakah yang lebih baik shibghihnya dari pada Allah”
-          Tukang emas dalam ayat :
وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلا جَسَدًا (الاعراف : 148)
Artinya : Dan kaum Musa setelah perginya Musa ke gunung Thurisina membuat anak sapi
          bertubuh dari perhiasan (emas)
-          Tukang kaca dalam ayat :
صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ (النمل : 44)
Artinya : “Istana licin yang terbuat dari kaca”
الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ (النور : 25)
Artinya : “Lampu di dalam kaca”
-          Bakar genteng/batu bata dalam ayat :
فَأَوْقِدْ لِي يَاهَامَانُ عَلَى الطِّينِ (القصص : 38)
Artinya : “Maka nyalakan api/bakarlah tanah liat untukku, Hai Haman”
-          Nahkoda/Sopir dalam ayat :
أَمَّا السَّفِينَةُ (الكهف : 79)
-          Nulis dalam ayat :
عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (العلق : 4)
-          Bikin kue dalam ayat :
أَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِي خُبْزًا (يونس: 36)
Artinya : “Saya bawa kue diatas kepalaku”
-          Memasak dalam ayat :
فجَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (هود : 69)
Artinya : “Maka dia datang membawa anak sapi panggang”
-          Syuci dalam ayat :
وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (المدثر : 4)
Ayat : “Dan sucilah pakaianmu”
-          Gosok/Setrika dalam ayat :
قَالَ الْحَوَارِيُّونَ (الصف : 14)
Artinya : “Mereka adalah tukang tukang nyetrika”
-          Tukang jagal dalam ayat :
إِلا مَا ذَكَّيْتُمْ  (المائدة : 3)
Artinya : “Kecuali hewan yang kau sembelih”
-          Jual-beli dalam berbagai ayat.
-          Tukang batu dalam ayat :
وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا (الاعراف : 74)
Artinya : “Kamu pahat gunung-gunung untuk kau jadikan rumah”
-          Nimbang/Nakar dalam berbagai ayat
-          Memanah dalam ayat :
وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللهَ رَمَى (الانفال : 17)
Artinya : “Dan kau tidak memanah ketika kau memanah. Tetapi Allah lah yang memanah”

Di dalam Al Qur’an terkandung juga nama-nama alat, macam-macam makanan,  minuman, dan istri-istri serta semua perkara yang telah terjadi maupun belum terjadi. Hal tersebut dinyatakan dalam firman :
مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ
Artinya : “Saya tidak berlebihan dalam menulis sesuatu”.
Semut juga nama-nama Allah, cerita para nabi, umatnya, cerita perorangan, kematian, kelahiran, alam barzach, qiyamat, surga, neraka, isinya dan kenikmatannya, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan.
Imam Suyuthi dalam kitab Iklil menyatakan : Tidak ada bab atau mas’alah dari berbagai ilmu kecuali dalam Al Qur’an terdapat ayat yang menunjukkannya.
Al qur’an sebagai mukjizat yang terbesar bagi Rosululloh yang abadi sepanjang masa, relefan untuk menjawab semua masalah dan terjaga keasliannya.
Terbukti Al Qur’an turun di tengah-tengah kaum ahli sastra yaitu orang arab yang arabnya fasih tapi mereka tidak mampu menandingainya. Allah berfirman :
قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا (الاسراء : 88)
Setelah Nampak mereka tidak mampu, maka bagi mereka yang tak iman mengatakan Al Qur’an itu kata penyair, kata dukun.
Allah menolaknya :
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ (يس : 69)
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ، وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلا مَا تُؤْمِنُونَ، وَلاَ بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ، تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (الحاقة : 40-42)
Sesungguhnya bukanlah Al Qur’an itu permainan dan kesenangan yang bisa diciptakan manusia.
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (النجم : 2-3)
وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ، لا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ (فصلت : 41-42)
Di dalam menata Negara, daerah, desa maupun keluarga banyak sekali yang amandemen undang-undang maupun revisi ternyata tak pernah pas dan puas, tapi Al Qur’an tulen tiada perubahan dan selalu cocok dengan berbagai keadaan.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (الحجر : 9)
والعبرة بعموم اللفظ لا بخصوص السبب (القاعدة)
Diantara tujuan penting diturunkannya Al Qur’an adalah untuk disampaikan dan dijelaskan kepada kalian manusia peduman pandangan hidup bagi umat Islam.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ (النمل : 44)
Dalam penjelasan butuh penafsiran yang bergantung terhadap ilmu Asbabun Nuzul. Sehingga keberadaan ilmu ini sangat penting.
قال الن رقيق العبد : بيان سبب النزول طريق قوي فى فهم معاني القران
فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ (البقرة :115)
Bila kita hanya nengok dilalahnya lafadz-lafadz tanpa mengetahui sebab turunnya ayat ini maka kita akan mengatakan bahwa sholat itu tidak wajib menghadap qiblat baik sholat dalam perjalanan atau di rumah.
Hal semacam ini menyalahi jkesepakan para Ulama’ tapi bila mengetahui sebab turunnya, maka akan tahu bahwa ayat tersebut menerangkan orang yang sedang dalam perjalanan dan qiblat sholatnya orang yang tak tahu arah kemudian ia sholat dengan ijtihad ternyata salah arah, sholat demikian sah.
Demikian juga Al Qur’an bisa untuk obat, baik obat hati dari penyekit kufur, syirik maupun penyakit badan.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ (يونس : 57)
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَاءٌ (الاسراء : 82)
Bukti dalam cerita panjang… akhirnya Rosululloh bersabda :
وما يدريك انها رقية
Para shohabat di masa Islam berkembang mereka sama meraih rangking kemulyaan serta kehidupan yang sejahtera dan menyenangkan karena mereka berjalan di atas prosedur yang telah digariskan dalam Al Qur’an kini kehidupan tersebut terbalik gara-gara kita melupakan tidak mau membaca maupun mengamalkan.
Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita untuk selalu mampu membaca, mengamalkan sesuai dengan isi yang tersirat dan senantiasa mendapat ridho dari-Nya. Amiin.

sumber : Bpk. Moh. Irsyad

Tidak ada komentar: