Ilmu Hadist

Kamis, 14 Oktober 2010

بســـم الله الرحمن الحيم

Ilmu Hadist digunakan untuk dua ( 2 ) pengertian:
  • Ilmu yang menerangkan tentang (meriwayatkan) perkara yang disandarkan terhadap Rasulullah SAW.
Ilmu hadist dengan pengertian pertama ini disebut sebagai Ilmu Hadist Riwayah (علم الحديث رواية).
  • Ilmu yang menerangkan tentang cara atau jalan (manhaj) yang diikuti dalam menerangkan tatacara penyambungan matarantai beberapa hadist dari sisi kondisi perowinya baik kecerdasan dan keadilannya, juga dari sisi kondisi sanad (matarantai perowi) apakah tersambung (اتصال) atau terputus (انقطاع).
Ilmu hadist dengan pengertian kedua disebut sebagai Ilmu Hadist dirayah (علم الحديث دراية)

علم الحديث رواية
Ilmu Hadist Riwayah adalah ilmu yang menerangkan (meriwayatkan) perkara yang disandarkan terhadap Rasulullah SAW. baik dari sisi ucapan yang pernah beliau ucapkan atau pekerjaan yang pernah beliau lakukan atau penetapannya (perkara yang pernah dilakukan dihadapan beliau dan beliau tidak mengingkari) atau sifatnya (maksudnya perwatakan dan prilaku beliau baik sebelum sebagai utusan atau sesudahnya).
Masuk dalam katagori Ilmu hadist riwayah adalah menerangkan perkara yang disandarkan terhadap para sahabat dan tabiin.

Pokok bahasan Ilmu hadist riwayah adalah diri Rasulullah SAW. baik dari sisi aqwaal (beberapa ucapan), af’aal (prilaku) dan taqrirat (penetapan).

Faidah Ilmu hadist riwayah adalah membantu melestarikan sunnah nabawiyyah, mengetahuinya dan juga menyebarkannya diantara para muslim. Dengan demikian maka Ilmu hadist riwayah berfaidah melestarikan sunnah nabawiyyah dan menghalangi kehancurannya.

Peletak pertama Ilmu hadist riwayah adalah Muhammad bin Syihab al-Zuhri dalam masa hilafah Sayyidina Umar bin Abdul Aziz. Beliau adalah orang pertama yang membukukan dan mengumpulkan hadist atas perintah Sayyidana Umar bin Abdul Aziz.
Dalam masa pemerintahan Sayyidina Umar bin Abdul Aziz ini beliau berkirim surat kesegenap ‘Alim dunia, yang isinya: carilah semua hadist rasulullah dan sunnahnya yang kamu ketemukan, kemudian catatlah, karena sesungguhnya aku menghawatirkan habisnya ilmu dan hilangnya ulama.

علم الحديث دراية
Ilmu Hadist Dirayah disebut juga sebagai Ilmu Ushulul Hadist atau Ilmu Ushul Riwayatil Hadist atau Ilmu Mushtholah Hadist atau Mushtholahu Ahlil Atsar. Sedang yang terkenal dan mampu lebih menunjukkan kepada yang dimaksud dan yang tidak ada kesamaran didalamnya adalah menggunakan penamaan Mushtholah Hadist atau Mushtalah Atsar.

Definisi yang banyak diketahui tentang Ilmu Mushthalah Hadist adalah Ilmu tentang beberapa qonun (aturan) yang  diharapkan dengan beberapa qonun tersebut akan bisa diketahui kondisi sanad dan matan dari suatu hadist.

Penjelasan
Sanad adalah jalan (mata rantai) yang menghantar sampai terhadap matan. Pengertiannya adalah perawi yang menghantar sampai pada matan hadis, berupa seorang Syaikh dari Syaikh sampai ke lafadz hadist.

Matan adalah perkara yang merupakan bahasan yang mana sanad tersebut berakhir terhadap perkara tersebut.

Contoh:
Ucapan al – Bukhori,
حدثنا مسدد عن يحيى عن عبيد الله بن عمر قال حدثنى خبيب بن عبد الرحمن عن حفص بن عاصم عن أبى هريرة رضى الله عنه عن النبى صلى الله عليه وسلم  قال ما بين بيتى ومنبرى روضة من رياض الجنة ومنبرى على الحوض
( رواه البخارى فى كتاب فضائل المدينة)

Musaddad dan orang yang sesudahnya sampai Abu Hurairah dinamakan sanad.
Ucapan Rasulullah SAW. مابين....  الحديث  itulah yang dinamakan matan.

Kondisi sanad dan matan adalah kondisi yang terjadi pada matan, apakah marfu’ atau mauquf atau syadz atau shahih juga kondisi yang terjadi pada sanad apakah muttashil atau munqoti’ atau ‘Ulu atau Nuzul.

Peletak pertama mustholah hadist adalah qodli Abu Hasan  bin Kholad yang terkenal dengan RAMAHURMUZI, beliau adalah orang pertama yang mengarang ishthilakh dalam fan ini.


KEUTAMAAN ILMU HADIST DAN KEMULYAAN AHLI HADIST

Ada banyak hadist yang menerangkan tentang keutamaan ilmu hadist dan ahli hadist. Sedang yang terkenal diantaranya adalah;
1.  عن ابن مسعود رضى الله عنه قال قال صلى الله عليه وسلم : (اولى الناس بى يوم القيامة اكثرهم على صلاة ) رواه الترمذى وحسنه

Artinya: lebih mulya – mulyanya manusia terhadapku besok pada hari qiyamah adalah yang lebih banyak membacakan shalawat kepadaku.

Ini adalah kedudukan tinggi yang tertentu bagi para perowi dan penukil atsar. Karena tidak diketahui  adanya sekelompok ulama yang selalu bersholawat terhadap Rasulullah yang lebih banyak dari pada kelompok ini, dimana beliau para Ulama ini selalu menyebut rasulullah disetiap kitabnya dan menyampaikan salam pada Rasulullah dimayoritas waktunya saat berada di majlis mudzakarah dan durusnya.

2.   عن ابن مسعود رضى الله عنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول ( نضر الله امرا سمع منا شيئا فبلغه كما سمعه فرب مبلغ اوعى له من سامع ) رواه الترمذى وقال حسن صحيح
Artinya: Semoga Allah menyinarkan hati seseorang yang mendengar sesuatu dari Rasulullah kemudian menyampaikannya sebagaimana yang ia dengar. Banyak sekali orang yang menyampaikan itu ternyata lebih mampu memahami dari pada pendegar.

Demikianlah Nabi menghususkan terhadap ahli hadist dengan doa yang tidak diperuntukkan terhadap selain ahli hadist.

3.  عن ابن عباس رضى الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اللهم ارحم خلفائى . قلنا: يا رسول الله ومن خلفاؤك قال ( الذين يروون احاديثى ويعلمونها الناس ) رواه الطبرانى فى الاوسط

Rasulullah berdoa: Ya Allah, semoga kamu kasihi khulafakku. Para sahabat bertanya: siapa khulafakmu wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Orang – orang yang meriwayatkan hadist – hadistku kemudian mengajarkan terhadap manusia.

4.   قال صلى الله عليه وسلم ( يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تحريف الغالين وانتحال المبطلين وتأويل الجاهلين ) رواه البيهقى فى المدخل
Nabi bersabda : Yang mampu membawa Ilmu ini dari orang – orang mendatang adalah orang – orang yang adil yang mampu menafikan perombakan dari orang yang berkhiyanat dan perobahan dari orang yang bathil dan penerjemahan (pentakwilan) orang bodoh.

Dari hadist terakhir ini bisa difahami tentang keadilan ahli hadist.

DEFINISI AWAL

Al – Hadist secara bahasa adalah kebalikan al-Qodim
Secara Ishthilah adalah perkara – perkara yang disandarkan terhadap Nabi SAW. baik perkara tersebut berupa ucapan atau pekerjaan atau penetapan

Al – Sunnah secara bahasa adalah jalan. ( al-Thoriq)
Secara ishthilah adalah perkara – perkara yang disandarkan terhadap Nabi SAW. baik perkara tersebut berupa Ucapan atau pekerjaan atau penetapan.
Dari pengertian sebagaimana yang dimaksud maka Sunnah adalah semakna (sinonim) dengan Hadist.

Menurut sebagaian pendapat: Hadist husus hanya pada ucapan Rasulullah dan pekerjaannya kalau Sunnah  umum.

Al – Khabar secara bahasa kebalikan dari Insyak
Secara Ishthilah semakna dengan hadist.
Sebagian pendapat mengatakan: al – khabar adalah perkara yang dari selain nabi sedang Hadist adalah yang dari Nabi. Karena itulah, orang yang menggeluti hadist dikatakan al-Mukhdist, sedang yang menggeluti sejarah dinamakan akhbariyy.
Sebagaian yang lain mengatakan: al-Hadist lebih husus dari al-Khobar. Maka setiap hadist adalah Khobar namun tidak sebaliknya.

Al – Atsar: secara bahasa adalah sisa – sisa ( reruntuhan ) rumah.
Secara Ishtihilah semakna dengan Hadist. Sebagaimana ungkapan al-Nawawi ; para ahli Hadist memberi nama  marfu’ dan mauquf dengan Atsar.

Sebagaian pendapat mengatakan; atsar adalah perkara yang datang dari shahabat

Dari beberapa keterangan diatas bisa difahami bahwa sunnah , hadist , khabar dan atsar merupakan lafadh yang semakna (mutaroddif  = sinonim).

sumber : Gus Ya'

Tidak ada komentar: